Normaliasi
Kepala Satker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Tesar Hidayat menuturkan, normaliasi Kali Sringin dan Tenggang sudah dimulai sejak april 2017. Nantinya muara dari sungai tersebut dibendung dan air dibuang ke laut menggunakan pompa.
Saat ini, pengerjaan pembendungan dilakukan di Kali Sringin Baru. Di muara sungai tersebut dibangun tanggul menggunakan timbunan tanah yang dipadatkan. Lokasi pembendungan dilakukan sebelum pertemuan dengan Kali Sringin Lama di Kawasan Industri Terbyo, Terboyo Wetan, Genuk.
Nantinya dilanjutkan dengan membendung Kali Sringin Lama dan juga Kali Tenggang. ?Ini merupakan langkah darurat untuk mencegah rob menggenangi Jl Kaligawe Raya, pada saat arus mudik dan balik Lebaran.
Pembendungan permanen dengan sheet pile dilakukan tahun depan,? sambung Tesar. Kemudian ada pengerjaan kolam retensti di Sawah Besar, Kaligawe dan juga di Banjardowo, Genuk.
Dia menjelaskan, untuk kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe memiliki luas 2,2 hektare dan kedalaman tiga meter, sehingga dapat menampung air 70 ribu meter kubik. Adapun di Banjardowo, memiliki luas 1 hektare, dengan kedalaman 3 meter. Mampu menampung air sebanyak 40 ribu meter kubik.
Fungsi kolam retensi ini, yakni menampung air dari permukiman sebelum masuk ke Sungai Sringin dan Tenggang. Nantinya air dari kolam retensi di Sawah Besar, Kaligawe disedot menggunakan pompa dan dialirkan ke Banjirkanal Timur. Adapun di Banjardowo, air disedot dan dialirkan ke Kali Babon.
?Di Semarang bagian timur, dua sungai besar untuk pembuangan air, yakni BKT dan Kali Babon. Kami akan alirkan air ke dua sungai tersebut. Untuk Kali Babon, sudah ada rencana untuk dinormaliasi. Mudah-mudahan tahun depan bisa terealiasi,? jelas Tesar.
17 Mei 2017 Selengkapnya









Dari pantauan sebellas.com di lokasi di sebelah kiri aliran sungai banyak berdiri bangunan semi permanen milik warga yang di gunakan untuk usaha warung. Terkait adanya bangunan semi permanen pihak Desa Waru mengaku tidak bisa berbuat banyak. ? ini kan Kali Apur termasuk aliran dari Sungai Pucanggading, dan alami penyempitan sepanjang 3 km , mulai dari Ngemplak sampai Pilangsari, sehingga saat debit air naik, sungai meluap ? Beber Arifin. Dua dukuh yang jadi langganan banjir yaitu Dukuh Kalimas dan Dukuh Waru Krajan. Selain itu 25 hektar sawah juga ikut terendam banjir. Selain karena penyempitan aliran sungai, sendimentasi yang parah juga menjadi pemicu air sungai meluap. ? ini penyempitan sudah 15 tahunan, selain itu juga belum pernah di normalisasi? terangnya lagi. Sebagai upaya pihak desa sudah menyurati ke BBWS Pemali Juwana yang bagian pengelolaan serta pemeliharaan dan sudah laporan ke Ganjar Pranowo Gubernur Jateng , namun belum ada tindak lanjut. ? sudah surati ke bbws pemali juwana, serta laporan ke pak ganjar, namun belum ada tanggapan, warga sudah resah dengan banjir ini, pengen ada solusi yang nyata dari pemerintah? tutup Arifin. Pihak BBWS Pemali Juana akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyelesaikan masalah ini.
Jembatan di atas sungai Cabean patah dan sering terendam banjir. Jembatan itu dibangun 2011 menghubungkan Dukuh Singopadu Desa Sidorejo dan Dukuh Karangmalang Desa Brambang, Karangawen kabupaten Demak.[/caption] Ketika ada orang yang akan melewati jembatan tersebut, ia selalu mengajak berbincang terlebih dahulu. Beberapa orang yang diajak berbincang tersebut balik arah namun tidak sedikit juga yang berlanjut melintasi jembatan. Polisi tersebut adalah Aipda Jatmika, Bhabinkamtibmas Desa Sidorejo. Siang itu, ia memang berniat mengimbau masyarakat yang melintas untuk berhati-hati. "Jika mau ya saya minta untuk putar arah, ambil jalur memutar tapi beberapa memilih tetap melintas jadi saya minta untuk berhati-hati," terang Jatmika kepada Tribun Jateng. Meski keringat tampak bercucuran di wajahnya karena panasnya terik matahari ia tetap berdiri di lokasi tersebut sembari sesekali mengimbau masyarakat yang ingin lewat. "Selain mengimbau ya mengambil gambar untuk dilaporkan ke atasan," pungkasnya.






